Wednesday 17 May 2017

DEFINISI LEMBAGA PENDIDIKAN TERBARU 2019

PENGERTIAN LEMBAGA PENDIDIKAN

1. Secara umum

    Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga.

2. Menurut para ahli

  • Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati
    Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.

  • Menurut Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati
    Lembaga Pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan.

  • Menurut Hasbullah
    Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
  • Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sula
    Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

3. CIRI – CIRI LEMBAGA PENDIDIKAN

  1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas.
  2. Memiliki keunggulan yang distinktif dan kompetitif.
  3. Memiliki ketahanan mutu yang konsisten.
  4. Memberikan layanan tentang rasa kenyamanan dan kepuasan.
  5. Mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan tuntunan dan perkembangan zaman.
  6. Memiliki networking, partnership, dan kemitraan dengan lembaga lain.

C. JENIS LEMBAGA PENDIDIKAN DAN CIRI – CIRINYA

 1. PENDIDIKAN FORMAL
        Pendidikan formal merupakan lembaga pendidikan yang dilaksanakan sekolah-sekolah mulai sekolah tingkat  dasar hingga perguruan tinggi. Ciri-ciri :

 1. Diselenggarakan dalam kelas terpisah menurut jenjangnya
 2. Ada persyaratan usia.
 3. Ada jangka belajar tertentu.
 4. Ada jadwal waktu belajar.
 5. Proses belajar diatur secara tertib dan terstruktur.
 6. Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum dan dijabarkan dalam           silabus tertentu.
 7. Materi pembelajaran lebih banyak bersifat akademis intelektual dan                       berkesinambungan.
 8. Guru mengajarkan menggunakan metode, media, dan urutan pengajaran               tertentu.
 9. Ada sistem rapor, evaluasi belajar, serta ijazah..


2. PENDIDIKAN INFORMAL

       Yaitu pendidikan yang tidak dilaksanakan oleh keluarga adapun ciri-cirinya sebagai berikut ;
 1. Tidak terikat tempat dan waktu.
 2. Tidak terikat jenjang usia.
 3. Dapat berlangsung tanpa ada guru dan murid secara khusus.
 4. Tidak menggunakan metode tertentu.
 5. Tanpa menggunakan rencana pembelajaran (kurikulum).

3. PENDIDIKAN NON FORMAL

      Yaitu lembaga pendidikan yang dilaksanakan oleh masyarakat adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
 1. Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
 2. Materi yang diberikan bersifat praktis atau sesuatu yang dibutuhkan oleh               masyarakat pada saat itu dan segera dapat dipenuhi melalui pendidikan                 singkat.
 3. Waktu yang diperlukan relatif singkat.
 4. Biaya relatif murah
 5. Usia peserta berbeda-beda.
 6. Jenjang kelas tidak menunjukkan tingkatan yang jelas.
 7. Pelaksanaan kegiatan disusun melalui perencanaan yang baik.
 8. Tujuan pendidikan terarah untuk mendapat pekerjaan atau meningkatkan                taraf hidup.
  9. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan yang membutuhkannya.
10. Umumnya berdampingan dengan lembaga formal.
11. Muncul karena ada perubahan cepat dalam masyarakat.


D. UNSUR-UNSUR LEMBAGA PENDIDIKAN

1. Pola perilaku Cinta pengetahuan, keaktifan, semangat belajar, penelitian.
2. Budaya Simbolis Seragam sekolah, mascot, lagu-lagu mars sekolah, logo              lembaga pendidikan.
3. Budaya manfaat kelas, perpustakaan, buku, laboratorium, lapangan tempat            bermain, kantin.
4. Ideologi keberhasilan akademik, pendidikan progresif, inovatif, klasikisme.
5. kode spesialisasi akreditasi, tata tertib, kurikulum, tingkatan/strata.

E.  TIGA PUSAT LEMBAGA PENDIDIKAN

        Ki Hajar Dewantara, membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, dan kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu:

1. Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan Pertama dan Utama
        Pendidikan Keluarga adalah juga pendidikan masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil dari bentuk kesatuan-kesatuan masyarakat, juga karena pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu di masyarakat kelak. Pendidikan keluarga mau tidak mau harus mengikuti derap langkah kemajuan masyarakat. Dengan demikian nampaklah adanya satu hubungan erat antar kelurga dengan masyarakat.

             Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-isteri). Berdasarkan asas cinta yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur membina kehidupan sang anak. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan supaya orang tua (sebagai pendidik) mengabdi kepada sang anak. Motivasi pengabdian keluarga (orang tua) ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Di dalam suasana cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam tanggung jawab keluarga.

2. Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan Kedua
         Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping kelurga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Karena sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan, maka dapatlah ia kita golongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua sesudah keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan kelurga dengan guru sebagai ganti orang yang harus ditaati.

3. Masyarakat Sebagai Lembaga Pendidikan Ketiga                                               
      Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya. Masalah pendidikan di keluarga dan sekolah tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat di manapun tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik masyarakat lain, namun juga mempunyai norma-norma yang universal dengan masyarakat pada umumnya

F. FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN

A. Fungsi manifest pendidikan menurut Menurut Horton dan Hunt :

1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi                  kepentingan masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan.
4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.        

B. Fungsi laten lembaga pendidikan:

a. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua          melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
b. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk        menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan        adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu        hal, misalnyapendidikan seks dan sikap terbuka.
c. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat          mensosialisasikan kepada para anak didiknya    untuk menerima perbedaan          prestise privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga                  diharapkan menjadi    saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tingg      atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
d. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat        masa dewasa  seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada        orang tuanya.
            
C. Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai         berikut:
     
1. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3. Menjamin integrasi sosial.
4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
5. Sumber inovasi sosial.


G. CONTOH KASUS LEMBAGA PENDIDIKAN

1. Memutus Rantai Tawuran Pelajar
  Tawuran menunjukkan lemahnya kepemimpinan, sekolah, Tawuran menunjukkan lemahnya kepemimpinan, kultur sekolah, dan ketidakhadiran negara (dalam bentuk ketidak berdayaannya aparat kepolisian) dalam menyikapi persoalan serius ini. Pendidikan karakter dalam konteks tawuran tidak bisa diatasi dengan imbauan, pembuatan kesepakatan damai antarsiswa atau sekolah, tetapi dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan komitmen dari banyak pihak.Tradisi tawuran di SMA yang sudah terjadi bertahun-tahun menunjukkan minimnya kesadaran dan tanggung jawab pemimpin sekolah terhadap lembaga pendidikan yang dikelolanya.Yang dibutuhkan adalah pembelajaran bersama antarsekolah dan antarsiswa tentang pentingnya membangun sikap damai dan menghargai individu itu sebagai makhluk bermartabat, bukan benda atau barang yang bisa dirusak setiap saat.

2. Pendidikan Jujur Yang Membebaskan
    Ada banyak alasan mengapa siswa/mahasiswa mencontek. Pada kasus Harvard, pencontek- an dilakukan puluhan atlet universitas itu. Diduga, seperti banyak perguruan tinggi lain, Harvard memberikan keringanan bagi para atlet mahasiswa. Dalam konteks ini,mencontek terjadi karena pencontek tak ada di tempat belajar yang tepat. Pembelajar harus mempertimbangkan kultur dan dinamika tempat belajarnya agar terhindar dari tekanan terlampau tinggi karena tuntutan institusi pendidikan di luar kemampuannya.Sekolah/universitas yang ”bagus dan baik” belum tentu berguna bagi semua pembelajaran. Tekanan yang terlampau berat juga terjadi karena tuntutan prestasi/nilai. Tuntutan itu bisa datang dari orangtua atau lembaga. Sayangnya, pendidikan kita telah mengabaikan proses. Akibatnya sebagian besar pembelajar di negeri ini tak memiliki kepercayaan diri. Lebih parah lagi, guru mereka banyak menghargai,apalagi mengajarkan proses belajar.                        



Monday 1 May 2017

CARA MEMBUAT RAP BANGUNAN TERBARU 2019

CARA MENGHITUNG RAP BANGUNAN
       Yang dimaksud dengan RAP (Rencana Anggaran Pelasanaan ), adalah kebutuhan material dan tenaga secara detail untuk menyelesaikan suatu bangunan, atau dapat juga dimaksud dengan penjabaran dari RAB (Rencana Anggaran Biaya).Pada umumnya RAB digunakan untuk mengajukan penawaran pekerjaan borongan, sedangkan RAP digunakan untuk menentukan jumlah material dan tenaga dalam pelaksanaan pembangunan.RAB dihitung berdasarkan Analisa BOW sedangkan RAP dihitung dengan kombinasi antara analisa BOW dan kebutuhan sesungguhnya. Contoh Perhitungan RAP.

A.     Fondasi Batu kali

1.      Pertama-tama hitung total panjang Fondasi, misal didapat panjang fondasi 75 meter, kemudian hitung luas penampang yaitu dg cara (0,7 + 0,3)/2 x 0,7 = 0,35 m2, sehingga didapat Volume pasangan fondasi = 0,35 m2 x 75 m = 26,25 m3.

2.      Maka material yang dibutuhkan adalah :
·      Campuran 1 semen : 3 Pasir
·      Batu kali = 26,25 m3 x 1,2 = 31,5 m3
·      Semen = 26,25 m3 x 202 kg = 5.302,5 kg (pc 40kg = 132,6 zak atau pc 50 kg = 106 zak).
·      Campuran 1 semen : 4 Pasir.
·      Batu kali = sama seperti diatas Semen = 26,25 m3 x 163 kg = 4.278,75 kg (pc 40 kg = 107 zak pc 50 kg = 86 zak).
·      Campuran 1 semen : 5 Pasir.
·      Batu kali = sama seperti diatas.
·      Semen = 26,25 m3 x 136 kg = 3.570 kg (pc 40 kg = 89,25 zak, pc 50 kg = 71,4 zak).
·      Campuran 1 semen : 6 Pasir.
·      Batu kali = sama seperti diatas.
·      Semen = 26,25 m3 x 117 kg = 3.071,25 kg (pc 40 kg = 77 zak, pc 50 kg = 61,4 zak).
·      Campuran 1 semen : 8 Pasir
·      Batu kali = sama seperti diatas.
·      Semen = 26,25 m3 x 91 kg = 2.388,75 kg (pc 40 kg = 60 zak, pc 50 kg = 48 zak

B.     Kebutuhan Tenaga

·         Pekerja = 26,25 m3 x 1,5 = 39,4 OH
·         Tukang = 26,25 m3 x 0,6 = 16 O
·         Kep.Tkg = 26,25 m3 x 0,06= 1,6 OH
·         Mandor = 26,25 m3 x 0,075=2 OH
             Dari analisa kebutuhan tenaga seperti diatas, kita dapat menentukan berapa waktu yang dibutuhkan dan jumlah tenaga, untuk menyelesaikan pekerjaan Pemasangan Fondasi tersebut. Dan analisa diatas dapat digunakan sebagai pedoman biaya untuk patokan harga borongan, bila merencanakan untuk membangun rumah pelaksanaannya menggunakan tenaga harian, kita dapat memperkirakan berapa jumlah pekerja dan tukang yg digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yg sudah ditentukan.
                
Contoh :
Dari perhitungan analisa diatas, untuk menyelesaikan pekerjaan pemasangan fondasi ditentukan waktu 10 hari kerja, maka pekerja yang dibutuhakan 39,4/10 = 3,9 = 4 orang, Tukang 16+2+1,6=19,6/10 = 2 orang, jumlah tenaga tersebut adalah jumlah tenaga maksimum, sehingga dalam pelaksanaan tidak harus dipenuhi semua, melihat kondisi lapangan, bila tenaga sesuai dengan hitungan diatas waktu penyelesaiannya lebih dari 10 hari perlu ditinjau cara kerja tenaga tersebut,bisa tenaga belum ahli dibindangnya atau cara kerjanya terlalu pelan, apabila hal itu yang terjadi sebaiknya tenaga pelaksananya diganti.

C.     Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Upah Pekerjaan Sloof 15/2

Pertama-tama hitung total panjang sloof, misal didapat 85 meter, kemudian cari volume yaitu 0,2 m x 0,15 m x 85 m = 2,55 m3. Untuk menghitung kebutuhan material sloof ada 3 item pekerjaan yaitu : Material beton, material besi, material begesting.

1.      Beton campuran dg mutu K 150
            Untuk mutu beton ada beberapa macam mulai dari B0,K100,K 125,K 150,K175,K 225,K 300. Disini penulis menggunakan mutu beton K 150, krn untuk pembuatan beton dengan cara manual lebih mudah mencapai K 150, sedangkan untuk mutu diatasnya harus dengan pengawasan yg teliti.
2.      Kebutuhan Material :
a.    semen = 2,55 m3 x 299 kg = 762,45 kg ( pc 40 kg = 19,06 zak).
b.    Pasir = 2,55 m3 x 799 kg = 2.037,45 kg (Bj =1,6) = 1,3 m3
c.    Krikil = 2,55 m3 x 1.017 kg = 2.593,35 kg (Bj = 1,9)= 1,4 m3

3.      Kebutuhan Tenaga :
a.    Pekerja = 2,55 m3 x 1,65 = 4,21 OH
b.    Tukang = 2,55 m3 x 0,275= 0,7 OH
c.    Kep.Tukang = 2,55 m3 x 0,03 = 0,08 OH
d.    Mandor = 2,55 m3 x 0,083 = 0,212 OH

D.     KebutuhanMaterial :
Tulangan pokok 4 d 10.
Pajang total sloof 85 meter
Besi beton yang diperlukan 4 bh x 85 meter = 340 meter /12 meter (panjang 1 batang besi beton
standar 12 meter) = 28,33batang atau 28,33 batang x 7,4 kg = 209,7 kg.
Tulangan begel/pembagi d 8 – 15
Panjang Total sloof 85 meter
Jumlah begel yg diperlukan 85/0,15 = 566,7 =567 bh.
Panjang 1 bh besi begel = {(2×15)+(2×20)}-{(2×2)+(2×2)}+5cm = 67 cm.
Angka 15 cm adalah lebar sloof atas bawah, 20 cm tinggi sloof kiri kanan , 2 cm selimut beton
atas bawah kiri kanan, 5 cm pembengkokan ujung.
Total kebutuhan panjang besi untuk begel = 567 bh x 0,67 m = 379,9=380 meter/12 = 32 batang
x 4,74 kg = 151,7 = 152 kg.

Total kebutuhan besi beton untuk membuat sloof sepanjang 85 meter = 209,7 kg + 152 kg = 361,7 kg Kebutuhan kawat bindrat 10% dari berat besi beton = 3,61 kg = 4 kg.

Kebutuhan Tenaga :
1. Pekerja = 361,7 kg x 0,007 = 2,5 OH.
2. Tukang = 361,7 kg x 0,0007 = 0,25 OH
3. Kep.Tukang = 361,7 kg x 0,00007 = 0,025OH
4. Mandor = 361,7 kg x 0,0004 = 0,145 OH

E.     Begesting.
Kebutuhan Material :
Luas begesting = (85 m x 0,2 m)x 2 = 34 m2
Kebutuhan Material :
1. Papan 2/20×3m = 34 x 1,7 lbr = 57,8 lbr
2. Paku 2”-5” = 34 x 0,3 kg = 10,2 kg

     Untuk material papan dari kebutuhan 57,8 lbr, tidak harus dipenuhi semua cukup 50% dari kebutuhan total, karna pengerjaan sloof biasanya tidak dikerjakan serentak, sehingga papan yg sudah dipakai dapat digunakan kembali.
Kebutuhan Tenaga :
Pekerja = 34 m2 x 0,52 OH = 17,68 OH
Tukang = 34 m2 x 0,26 OH = 8,84 OH
Kep.Tukang = 34 m2 x 0,026 OH = 0,884OH
Mandor = 34 m2 x 0,026 OH = 0,884OH

Total kebutuhan untuk membuat sloof sepanjang 85 meter :
Material :
·       PC (semen 40 kg/zak) = 19 zak .
·       Pasir = 2.037,45 kg (1,3 m3)
·       Split (koral/krikil) = 2.593,25 kg (1,4 m3)
·       Besi beton d 10 mm = 28,33 btg/ 29 batang
·       Besi Beton d 8mm = 32 batang
·       Bindrat = 4,3 kg
·       Papan 2/30×3m = 57,8 lbr
·       Paku = 10,2 kg
·       Upah :
·       Pekerja = 24,39 OH
·       Tukang = 9,79 OH
·       Kep.Tukang = 0,989 OH
·       Mandor = 1,2 OH

Maka untuk setiap 1 m sloof dengan dimensi dan penulangan seperti gambar diatas kebutuhan Material dan upah adalah :
·       PC (semen 40 kg/zak) = 0,224 zak .
·       Pasir = 0,02 m3
·       Split (koral/krikil) = 0,02 m3
·       Besi beton d 10 mm = 0,333 batang
·       Besi Beton d 8mm = 0,377 batang
·       Bindrat = 0,051 kg
·       Papan 2/30×3m = 0,68 lbr
·       Paku = 0,12 kg
·       Upah :
·       Pekerja = 0,29 OH
·       Tukang = 0,94 OH
·       Kep.Tukang = 0,0116 OH
·       Mandor = 0,0141 OH
              Bila pembaca akan membuat sloof dengan ukuran seperti gambar diatas, hitung pajang total sloof,kemudian kalikan kebutuhan material atau upah setiap 1 meter sloof. Tetapi untuk kebutuhan material alam biasanya lebih dari perhitungan sampai dengan 75% karna pengaruh pada pengukuran dibak truck, sehingga untuk pasir dari kebutuhan 0,02 m3 menjadi 0,035 m3, sedangkan untuk split mencapai 25% maka kebutuhan split 0,02 m3 = 0,025 m3.
             Saran untuk membeli material alam sebaiknya pendatangan tdk sekaligus, usahakan bertahap, karna bila terlalu banyak material dapat mempersulit gerak pekerja,dan akan banyak yg tercecer.
F.      Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Upah Pekerjaan Kolom 15/15
              Cara mencari kebutuhan material kolom,hampir sama dengan cara menghitung kebutuhan material beton lainnya,Tentukan tinggi kolom (perhitungan tinggi kolom diukur mulai dari permukaan sloof sampai dengan bawah ringbalk) kemudian hitung jumlah kolom, contoh tinggi kolom 3,5 meter dan jumlah kolom 30 buah, maka 30 x 3,5 = 105 meter ( panjang total kolom).Volume kolom = 0,15 x 0,15 x 105 = 2,36 m3.
a.      Beton campuran dg mutu K 150
              Untuk mutu beton ada beberapa macam mulai dari B0,K100,K 125,K 150,K175,K 225,K 300. Disini penulis menggunakan mutu beton K 150, krn untuk pembuatan beton dengan cara manual lebih mudah mencapai K 150, sedangkan untuk mutu diatasnya harus dengan pengawasan yg teliti.

b.    Kebutuhan Material :
·  semen = 2,36 m3 x 299 kg = 705,64 kg ( pc 40 kg = 17,64 za k).
·  Pasir = 2,36 m3 x 799 kg = 1.885,64 kg (Bj = 1,6) = 1,2 m3
·  Krikil = 2,36 m3 x 1.017 kg = 2.400,12 kg (Bj = 1,9)= 1,3 m3
·  Kebutuhan Tenaga :
·  Pekerja = 2,36 m3 x 1,65 = 3,8944OH
·  Tukang = 2,36 m3 x 0,275 = 0,7 OH
·  Kep.Tukang = 2,36 m3 x 0,03 = 0,071 OH
·  Mandor = 2,36 m3 x 0,083 = 0,196 OH
·  b. Pembesian (perhitungan dg besi polos)
·  KebutuhanMaterial :
·  Tulangan pokok 4 d 10.
·  Pajang total kolom 105 meter
·  Besi beton yang diperlukan 4 bh x 105 meter = 420 m /12 m = 35 btg atau 35 batang x 7,4 kg = 259 kg.
·  Tulangan begel/pembagi d 8 – 15
·  Panjang Total 105 meter
·  Jumlah begel yg diperlukan 105/0,15 = 700 bh.
·  Panjang 1 bh besi begel = {(4×15)}-{(2×2)+(2×2)}+5cm = 57 cm.
             

Angka 15 cm adalah lebar/panjang, 2 cm selimut beton atas bawah kiri kanan, 5 cm pembengkokan ujung.

Total kebutuhan panjang besi untuk begel = 700 bh x 0,57 m = 399= 400 meter/12 = 33,25 batang x 4,74 kg = 157,6 = 158 kg.

Total kebutuhan besi beton untuk membuat kolom sepanjang 105 meter = 259 kg + 158 kg = 518 kg Kebutuhan kawat bindrat 10% dari berat besi beton = 5,18 kg = 5 kg.
Kebutuhan Tenaga :
  • Pekerja = 518 kg x 0,007 = 3,63 OH.
  • Tukang = 518 kg x 0,0007 = 0,326 OH
  • Kep.Tukang = 518kg x 0,00007 = 0,0326OH
  • Mandor = 518kg x 0,0004 = 0,21 OH
c. Begesting.
Kebutuhan Material :
Luas begesting = (105 m x 0,15 m)x 2 = 31,5 m2
Perhitungan luas begesting hanya dua sisi, karena dua sisi yang lain begesting tidak dihitung sebabkan adanya pasangan bata, tetapi bila kolom utama untuk bangunan 2 lantai begesting dihitung empat sisi.
Kebutuhan Material :
1. Papan 2/30×3m = 31,5 x 1,7 lbr = 53,55 lbr
2. Paku 2”-5” = 31,5 x 0,3 kg = 9,45 kg
Untuk material papan kebutuhan 63 lbr, tidak harus dipenuhi semua, lihat kondisi lapangan apakah begesting bekas sloof masih dapat digunakan kembali, tetapi dalam perhitungan Anggaran tetap dimaksukan.
Kebutuhan Tenaga :
  • Pekerja = 31,5 m2 x 0,52 OH = 16,38 OH
  • Tukang = 31,5 m2 x 0,26 OH = 8,19 OH
  • Kep.Tukang = 31,5 m2 x 0,026 OH = 0,819OH
  • Mandor = 31,5 m2 x 0,026 OH = 0,819OH
  • Total kebutuhan untuk membuat kolom sepanjang 105 meter :
  • Material :
  • PC (semen 40 kg/zak) = 17,64 zak .
  • Pasir = 1,20 m3
  • Split (koral/krikil) = 1,30 m3
  • Besi beton d 10 mm = 35 batang
  • Besi Beton d 8mm = 33,25 batang
  • Bindrat = 5 kg
  • Papan 2/30×3m = 53,55 lbr
  • Paku = 9,45 kg
  • Upah :
  • Pekerja = 23,91 OH
  • Tukang = 9,216 OH
  • Kep.Tukang = 0,923 OH
  • Mandor = 1,23 OH